Account receivable atau piutang dagang adalah uang yang harus diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan barang atau jasa yang dilakukan kepada pelanggan. Pengertian ini tentu sangat penting dalam bisnis, karena piutang dagang dapat mempengaruhi arus kas dan keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Fungsi Account Receivable dalam Bisnis
Account receivable memiliki beberapa fungsi dalam bisnis, antara lain:
1. Sebagai Sumber Pendapatan
Penjualan barang atau jasa adalah sumber pendapatan utama bagi suatu perusahaan. Dengan adanya piutang dagang, perusahaan dapat memperoleh pendapatan yang lebih besar dari penjualan barang atau jasa yang dilakukan.
2. Menjaga Hubungan dengan Pelanggan
Dengan memberikan kredit kepada pelanggan, perusahaan dapat membantu pelanggan dalam memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini dapat meningkatkan loyalitas pelanggan dan menjaga hubungan baik antara perusahaan dan pelanggan.
3. Mengoptimalkan Arus Kas
Dengan adanya piutang dagang, perusahaan dapat mengoptimalkan arus kas. Perusahaan dapat memberikan kredit kepada pelanggan, namun tetap memperoleh kas yang cukup untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan.
Jenis-jenis Account Receivable
Account receivable dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
1. Piutang Usaha
Piutang usaha adalah uang yang harus diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan barang atau jasa kepada pelanggan. Piutang usaha merupakan bentuk piutang dagang yang paling umum.
2. Piutang Wesel
Piutang wesel adalah uang yang harus diterima oleh suatu perusahaan dari pihak lain yang telah mengeluarkan wesel. Wesel adalah surat berharga yang berisi janji untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu di masa depan.
3. Piutang Non-Usaha
Piutang non-usaha adalah uang yang harus diterima oleh suatu perusahaan dari pihak lain yang bukan terkait dengan penjualan barang atau jasa. Contoh piutang non-usaha adalah uang yang harus diterima dari pihak yang meminjam uang dari perusahaan.
Proses Terjadinya Account Receivable
Proses terjadinya account receivable dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penjualan Barang atau Jasa
Proses terjadinya account receivable dimulai dari penjualan barang atau jasa. Perusahaan memberikan barang atau jasa kepada pelanggan, dan pelanggan harus membayar dalam jangka waktu tertentu.
2. Pemberian Kredit
Perusahaan memberikan kredit kepada pelanggan dalam bentuk piutang dagang. Pelanggan dapat membayar piutang dagang tersebut dalam jangka waktu tertentu.
3. Pembayaran
Pelanggan melakukan pembayaran piutang dagang sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Pembayaran ini dapat dilakukan secara tunai atau melalui transfer bank.
Pengelolaan Account Receivable
Pengelolaan account receivable sangat penting untuk menjaga keuangan perusahaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan account receivable antara lain:
1. Penetapan Kebijakan Kredit
Perusahaan perlu menetapkan kebijakan kredit yang jelas untuk menghindari risiko piutang macet. Kebijakan kredit yang baik dapat membantu perusahaan menentukan jangka waktu pembayaran, batas kredit, dan persyaratan lainnya.
2. Monitoring Piutang Dagang
Perusahaan perlu melakukan monitoring piutang dagang secara berkala untuk mengetahui piutang yang sudah jatuh tempo atau terlambat pembayaran. Hal ini dapat membantu perusahaan mengambil tindakan yang tepat, seperti mengirimkan surat peringatan atau menagih langsung kepada pelanggan.
3. Penggunaan Sistem Informasi
Perusahaan dapat menggunakan sistem informasi untuk memudahkan pengelolaan account receivable. Sistem informasi dapat membantu perusahaan dalam menyimpan data piutang dagang, memonitoring pembayaran, dan mengirimkan pemberitahuan pembayaran yang sudah jatuh tempo.
Kesimpulan
Account receivable adalah hal yang penting dalam bisnis karena dapat mempengaruhi arus kas dan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Pengelolaan account receivable yang baik dapat membantu perusahaan menghindari risiko piutang macet dan meningkatkan keuangan perusahaan secara keseluruhan.